

Pada tanggal 16-17 November 2020 Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga menyelenggarakan Try Out Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yang diikuti oleh seluruh peserta didik kelas VIII sejumlah 330 orang. Kegiatan try out ini terselenggara atas inisiasi Kelompok Kerja Kepala Madrasah Tsanawiyah Jawa Tengah bekerja sama dengan Edubrand. Menurut Drs. H. Mudlofir, M.M selaku Kepala MTs Negeri Salatiga, bahwa try out ini dimaksudkan agar para peserta didik mengenal sejak awal gambaran tentang AKM karena kegiatan asesmen ini merupakan hal baru yang dicanangkan pemerintah sebagai bentuk evaluasi pendidikan pengganti Ujian Nasional (UN). AKM secara resmi direncanakan akan dimulai pada tahun 2021, yang selanjutnya akan menjadi kegiatan rutin tahunan.
Materi kegiatan Try Out Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang diselenggarakan selama dua hari tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Hari pertama, meliputi:
Soal Literasi sebanyak 36 soal dalam durasi maksimal waktu mengerjakan selama 90 menit.
Survey Karakter sebanyak 25 butir pertanyaan dalam durasi 30 menit.
Hari Kedua, meliputi:
Soal Numerasi sebanyak 36 soal dalam durasi maksimal waktu mengerjakan selama 90 menit
Survey Lingkungan Belajar sebanyak 25 butir pertanyaan dalam durasi 30 menit.
Pada dasarnya Try Out AKM Edubrand ini dapat dikerjakan secara online yang bisa dilakukan di madrasah ataupun di luar madrasah. Namun untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan, Try Out AKM Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga dilaksanakan di madrasah. Dalam pelaksanaannya Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga senantiasa memperhatikan protokol kesehatan yaitu pengecekan suhu tubuh dengan thermogun, mencuci tangan saat datang, menjaga jarak fisik, dan mengenakan masker. Agar dapat terlaksana skenario jarak fisik, siswa dibagi dalam 3 (tiga) sesi keberangkatan yaitu pukul 07.30 WIB, 09.30 WIB, dan 12.30 WIB.
Pelaksanaan Try Out AKM berjalan dengan lancar, dapat diikuti oleh seluruh peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga. Secara umum peserta didik mengerjakan try out di madrasah dan hanya terdapat kurang lebih 1% yang mengerjakan dari rumah masing-masing.